Awal Baru bersama Nice View

Enyah Resah
3 min readNov 10, 2023

--

Poster ‘Nice View’, from Bacacerita

Judul film ini menarik perhatianku beberapa waktu lalu. Setelah membaca sinopsis singkat film, tanpa lebih dulu menonton trailer, diriku menggebu-gebu ingin mengetahui lebih jauh jalan cerita film ini. Benar saja, setelah beberapa menit berlalu, adegan yang ditampilkan berhasil mencuri atensiku dan terus membuatku penasaran hingga akhir cerita.

Kehilangan anggota keluarga bukanlah hal yang mudah, apalagi bukan untuk yang pertama kali, belum lagi tragedi tersebut terjadi pada usia belia. Dengan hanya tinggal bersama seorang adik perempuan, Jing Hao — seorang pemuda berusia 20 tahun — bertekad menjaga dan merawat sang adik dengan sepenuh hati.

Perjuangan mengemban peran sebagai seorang kakak menjadi lebih berat bagi Jing Hao. Tak hanya harus memenuhi kebutuhan pokok, Jing Hao juga harus bekerja keras mengumpulkan biaya operasi sang adik. Ia hanya memiliki waktu 2 tahun sebelum kondisi adiknya membuat operasi semakin sulit dilakukan. Berbekal kemampuannya memperbaiki ponsel dengan pengetahuan luar biasa tentang komponen-komponen di dalamnya, Jing Hao memulai perjalanan baru dengan beribu lika-liku.

Jing Hao merasa beruntung karena ibunya pergi tanpa meninggalkan utang sepersen pun. Namun, justru ia memiliki seorang teman yang berhutang dengan nominal cukup besar kepadanya — ia tak tega terus-menerus menagihnya karena ibu dari temannya rupanya sedang jatuh sakit. Ia pun memutuskan membiarkannya sementara waktu — sampai ia mengetahui sebuah kebenaran menyakitkan.

Seiring berjalannya waktu, ia menyadari pekerjaannya kini membuka sebuah toko reparasi ponsel bernama ‘Nice View’ tak akan membawanya semakin dekat dengan biaya operasi dalam waktu dekat. Ia sadar, ia harus melakukan perubahan, ia harus mencoba pekerjaan lain dengan penghasilan terjamin. Ia tak bisa hanya berdiam diri menunggu keajaiban datang.

Kebetulan, seorang temannya menawarkan tumpukan boks berisi ponsel hasil produksi pabrik yang tidak lolos kualifikasi. Jing Hao mencoba memperhitungkan untung-rugi menerima tawaran temannya. Mengingat kondisi kesehatan adiknya yang semakin bergantung pada obat — harus meminum lebih dari satu tablet sebanyak 3x dalam sehari, ia memutuskan mengambil tawaran tersebut dan mempertaruhkan hidupnya pada langkah yang ia coba jalani.

Tak hanya bekerja seorang diri, ia mencoba memotret bagian-bagian tertentu ponsel dan mencetaknya pada sebuah kertas. Ia membuat catatan berisi panduan perbaikan secara rinci. Ia berniat merekrut sejumlah orang untuk membantu misinya. Ia harus menyelesaikan proyek ini karena ia memulai semuanya dengan meminjam dana usaha dari sebuah bank dan harus mendapat keuntungan semaksimal mungkin demi memenuhi biaya operasi sang adik.

Mempunyai kesempatan bertemu seorang pebisnis yang bersedia menerima dan membeli produk miliknya dengan sejumlah perjanjian merupakan sebuah keajaiban. Meski sempat diragukan, dengan ambisi yang tanpa henti ia tunjukkan, sang pebisnis akhirnya memberi Jing Hao sebuah kesempatan, meski tanpa sedikit pun modal diberikan. Jing Hao benar-benar memulai segalanya dari nol.

Beruntung, ia mempunyai seorang tetangga yang begitu supportif. Ia membantu Jing Hao mengumpulkan pekerja. Jing Hao pun dengan sabar melatih mereka agar terbiasa dengan solder dan alat lain untuk memperbaiki ponsel-ponsel yang di-reject suatu pabrik. Berbekal belasan pekerja, ia mendirikan pabriknya di sebuah tempat yang terlihat terbengkalai.

Perjalanannya tak berjalan mulus seperti keinginan Jing Hao. Mulai dari kehilangan tempat tinggal akibat kegagalan membayar uang sewa selama beberapa bulan, pekerja dengan emosi tak terkendali yang tiba-tiba memutuskan untuk berhenti, hingga sekelompok pencuri yang berusaha mengambil paksa aset berharga miliknya.

Hingga pada suatu titik, Jing Hao merasa benar-benar gagal, ia tak lagi bisa membayar gaji para pekerja. Untungnya, orang-orang di sekitarnya begitu setia dan pengertian, mereka rela bekerja menyelesaikan perbaikan ponsel-ponsel meski belum mengetahui dengan jelas apa yang akan terjadi.

Atas segala kerja keras dan cobaan yang dijalani, akhirnya Jing Hao dapat menuai hasil perjuangannya, bahkan jauh lebih baik dari ekspektasi. Tak lama kemudian, sang adik — Jing Tao — berhasil dioperasi, sedangkan Jing Hao melanjutkan kuliahnya dan sukses menjadi CEO Nice view. Selain itu, para pekerja Pabrik Nice View pun berhasil meraih karier cemerlang di bidangnya masing-masing.

Dari film ini, aku menyadari betapa kejam dan kerasnya dunia. Namun, hal tersebut tak akan berarti apa-apa dengan kehadiran keluarga yang selalu menemani, teman-teman yang selalu mendukung, serta orang-orang di sekitar yang begitu pengertian. Tak lupa, tekad yang kuat dan semangat yang terus membara pun menjadi hal yang tak boleh luput dalam menghadapi segala tantangan.

Di sisi lain, kerja keras dan pantang menyerah merupakan dua kata kunci yang harus selalu dipegang teguh dalam meraih apapun. Tak ada satupun hal mustahil di dunia ini. Kejaiban bisa muncul di mana saja, kapanpun, dan di hadapan siapapun, asalkan kita terus berusaha dan tanpa lelah percaya atas mimpi yang kita punya.

--

--

Enyah Resah
Enyah Resah

Written by Enyah Resah

Tulis, tulis, tulis! Apapun, demi mengurai pikiran-pikiran yang tak jemu menghantui hari-hari sunyi.

No responses yet