Berkelana di Dunia Slumberland: Bukan Sembarang Mimpi!
Cerita pengantar tidur merupakan salah satu momen berharga yang selalu ditunggu-tunggu sang tokoh utama, Nemo. Berbagai petualangan menarik diceritakan begitu lihai oleh sang ayah, melibatkan seorang kawan bernama Flip. Tanpa pernah bertemu Flip sebelumnya, Nemo dapat mengetahui begitu banyak hal tentangnya dari cerita-cerita yang dibawakan sang ayah setiap malam. Tanpa sadar, imajinasi Nemo turut berkelana membayangkan detail kejadian yang diceritakan, hingga akhirnya suatu insiden terjadi. Imajinasinya terbawa memasuki alam bawah sadarnya, menimbulkan mimpi buruk.
Tak hanya mimpi buruk, rupanya kejadian mengerikan itu terjadi di dunia nyata. Nemo yang selama ini tumbuh besar bersama sang ayah di sebuah lighthouse — berdiri di sebuah pulau kecil di tengah lautan luas, terpaksa harus tinggal seorang diri karena kepergian ayahnya selama-lamanya. Untungnya, sebelum meregang nyawa, sang ayah telah menitipkan pesan kepada saudara sepupunya, Philip. Alhasil, kini Nemo tinggal bersama dengannya, seorang pria tinggi dengan emosi minim.
Di sisi lain, Nemo masih tak percaya ayahnya benar-benar pergi meninggalkannya. Dari sinilah perjalanannya mencari sang ayah dimulai. Penonton dibawa menjelajah Slumberland. Sebelum mulai menonton film, penonton mungkin bertanya-tanya: apakah Slumberland itu? Sebuah pulau? Sebuah dimensi lain? Pertanyaan itu terjawab kurang dari 30 menit pertama film. Setelah kamu menemukan jawabannya, siap-siap dirimu akan berdecak kagum dengan visual yang disajikan. Kesan ‘fantasi’ bak negeri dongeng begitu kental ditampilkan dalam perjalanan Nemo bersama seorang tokoh baru yang tiba-tiba muncul di hadapannya: Flip.
Imajinasi tinggi disalurkan dengan baik melalui film ini. Visual dengan efek menarik tak segan disematkan pada sebagian besar adegan. ‘Masuk akal’ terkadang sangat diabaikan dalam film ini — ya, namanya saja film fantasi anak-anak. Saat menontonnya, biarkan ‘anak kecil’ dalam dirimu kembali termanjakan, nikmati saja alurnya, tak perlu banyak ‘protes’. Paduan soundtrack dan visual apik mendukung terbangunnya suasana optimal, membawa penonton seolah benar-benar dapat memasuki dunia di dalam film, membersamai Nemo dan Flip dalam perjalanannya.
Sayangnya, pada satu-dua adegan, aku pribadi merasa kurang puas dengan reaksi sang tokoh, dalam hati kukatakan, “Oh, udah gitu aja?”. Rasanya, respons itu di luar ekspektasiku, aku mengharapkan sesuatu lebih menakjubkan. Untungnya, hal itu hanya sebagian kecil. Secara keseluruhan, plot twist-plot twist kecil hingga besar diselipkan sepanjang film, membuat penonton tak merasa bosan menikmatinya. Kerennya, film ini berhasil menyita atensi penonton dengan menghadirkan permasalahan yang cukup tak disangka pada awalnya.
Setiap orang memiliki kisahnya masing-masing. Setiap keputusan memberikan dampak berarti, bahkan hingga jangka panjang. Tak jarang, efeknya mempengaruhi kondisi psikologis seseorang: melepas segala rasa berhubungan dengan masa lalu atau bahkan tak lagi mampu merasakan emosi berarti. Dalam kondisi ini, seseornag sering merasa seolah ‘baik-baik saja’, merasa ‘berdamai’ dengan kondisi tanpa emosi itu. Namun, di lubuk hati terdalam, pasti tersimpan perasaan mendambakan kembali hadirnya emosi-emosi dalam diri.
Di samping itu, ada sebuah kutipan yang menarik perhatianku: “Being brave isn’t about not being scared. It’s about doing what you have to do, even when you are.”. Aku terkesiap seketika mendengarnya. Kalimat sederhana ini memberi impact powerful bagiku yang kerap kali merasa ‘takut’ memulai sesuatu. Hal ini tak hanya berlaku pada kejadian-kejadian besar yang menuntut adrenalin tinggi, melainkan juga berkaitan dengan potongan kehidupan sehari-hari: sebuah ‘rasa’ yang sering hadir menghambat diri mendekati mimpi.
Selain itu, obrolan kecil antara Nemo dan sang ayah membicarakan tujuan lighthouse mebuatku berdecak kagum. Lighthouse tidak diciptakan untuk memastikan keamanan kapal, memastikan tak terjadi hal berbahaya padanya. Jika demikian, untuk apa membiarkan kapal berlabuh dari pelabuhan? Bukankah akan lebih aman jika membiarkannya terdiam di sana? Nah, jawaban yang lebih tepat adalah untuk memandu kapal menuju arah yang tepat sepanjang perjalanannya mencapai tujuan yang diingin.
Dari sini aku belajar memandang dunia lebih luas, tak hanya dari satu perspektif. Selain itu, rasa penasaran menggebu tak sebaiknya ditahan begitu saja. Dengan persiapan matang, tak ada salahnya memulai petualangan baru menuntaskan rasa penasaran tersebut, barangkali kita dapat menemukan apa yang selama ini dicari. Tak lupa, jangan lupa menikmati setiap langkah dalam perjalanan itu. Hadirkan dirimu seutuhnya, cobalah ‘melebur’ dengan orang-orang sekitar, jangan buat orang lain merasa ‘curiga’, jangan biarkan orang lain mampu mengendus ketakutan dalam dirimu.