Day 13: Nyaman Bersemayam
“5 hal yang kamu suka dari dirimu”
Self love merupakan konsep yang digaungkan kepada masyarakat luas akhir-akhir ini. Untuk bisa melakukannya, tentu kita perlu bersikap lebih terbuka kepada diri sendiri, menggali dan mengenali diri lebih dalam melalui sejumlah pertanyaan atau tindakan. Dalam perjalanan mengulik diri lebih jauh, aku menemukan beberapa hal yang kusukai dari diri sendiri, sebagai berikut.
- Kreatif. Poin ini merupakan hal yang selalu melekat dalam diriku — kuharap akan begini selamanya. Aku menyukai caraku melihat benda-benda yang tak saling berhubungan, kemudian mengabstraksinya menjadi suatu bentuk kreatif. Aku menikmati setiap proses pencarian ide, brainstorming, termasuk eksekusi, serta trial and error.
- Telaten. Pada beberapa bidang yang kuniatkan sedari awal untuk digeluti (benar-benar terdorong melakukannya dari motivasi intrinsik), aku selalu memberikan effort ekstra dalam setiap langkah yang kuambil. Selain itu, aku cukup betah melakukan suatu hal yang terkesan boring dalam waktu lama, sampai-sampai beberapa temanku sering bertanya, “Min, kamu ga pusing dan bosen ngerjain itu semua? Aku pasti udah nyerah duluan”. Sayangnya, poin ini tak selamanya bisa diterapkan di berbagai aspek — iya, rupanya diriku cukup pemilih.
- Fleksibel. Mungkin efek samping aku terlalu sering mengerjakan dan menyelesaikan suatu tugas secara deadliner, aku kini terbiasa dengan perubahan-perubahan mendadak. Hal ini membentuk diriku menjadi pribadi fleksibel, cenderung tidak kaku dan tidak terlalu berpatok pada standar baku. Aku sungguh menyukai bagian ini dari diriku karena aku bisa terlihat sebagai pribadi yang santai dan cukup cekatan menghadapi suatu dinamisme hidup.
- Berempati. Menurutku, poin ini merupakan suatu bekal penting yang harus dimiliki setiap orang. Mampu menempatkan diri pada posisi orang lain, mencoba menyelami apa yang mereka rasakan bukanlah perkara mudah. Syukurnya — dan sedihnya — aku pernah mengalami beberapa kejadian yang begitu pelik dan pedih. Hal ini membawa kemampuan berempatiku semakin meningkat. Aku semakin bisa memahami perasaan orang lain pada situasi tertentu. Akibatnya, ketika muncul suatu permasalahan, selalu muncul beribu alternatif alasan yang mungkin menjadi dalang di balik perilaku suatu orang. Oleh karena itu, kini aku jarang merasakan amarah yang teramat pada subjek spesifik tertentu.
- Berani beda. Dahulu, aku pernah merasa insecure karena sesuatu yang ada dalam diriku — sesuatu yang berbeda dari orang kebanyakan. Untungnya, orang tua dan lingkungan di sekitarku selalu memberanikanku untuk tetap percaya diri dan menganggap perbedaan tersebut sebagai identitas, ciri khas yang menjadi pembeda antara diriku dengan orang lain. Dari sini, aku mulai mendapat keberanian mengambil tindakan-tindakan dari jalur yang agak berbeda dibanding mayoritas sehingga hasil yang kudapat pun berbeda pula, walau terkadang hasil yang diperoleh kurang sebanding dengan usaha yang dikeluarkan. Meski demikian, aku tetap menyukai prinsipku ini.
Kuharap aspek-aspek tersebut dengan nyaman dapat terus bersemayam dalam diri, bahkan terus meningkat sehingga aku bisa bertahan menjadi diri sendiri, tanpa pengaruh ‘kiri-kanan’, memaksa diri berubah menjadi sosok berbeda. Semoga aku tak akan melupakan poin-poin ini, khususnya saat aku mulai merasa insecure dan mempertanyakan value diri. Kamu berharga, kita semua layak dicinta, hidup bahagia di dunia. Semangat! ❤