Pahit Melangit

Enyah Resah
2 min readJan 11, 2024

--

Terlelap di Kasur, from Unsplash

Sehat merupakan anugerah terindah yang patut disyukuri. Sayangnya, satu dua kejadian kurang mengenakkan tak jarang membuat diri terlalu larut dalam kesedihan, menenggelamkan aspek-aspek yang seharusnya lebih dari cukup mencipta bahagia. Demikianlah sifat alami manusia: tak pernah merasa puas, selalu menginginkan lebih dari yang didapat.

Namun, aku sadar, aku tak bisa terus begini. Aku harus perlahan-lahan meningkatkan rasa syukurku kepada Sang Pemberi Rezeki. Saat aku mulai kehilangan makna hidup dengan intensitas rasa syukur menipis, ajaibnya, tamparan-tamparan melintas secara tiba-tiba di depan mataku. Entah sebatas berupa postingan di media sosial, curi dengar obrolan orang di sekitar, atau bahkan kejadian tertentu yang menimpaku.

Sebagaimana yang baru saja kualami beberapa waktu lalu. Untuk pertama kalinya di perantauan, aku keracunan makanan. Rasanya sungguh campur aduk, aku sendiri di sini. Kepada siapa lagi aku bisa meminta pertolongan selain kepada Allah SWT? Jangankan meraih ponsel untuk menelepon orang tersayang, sekadar membuka mata saja rasanya begitu sulit. Untungnya, aku berhasil memuntahkan zat yang seharusnya tak berada di dalam organ pencernaanku sehingga kini aku merasa jauh lebih baik.

Tak berhenti sampai di sana, kejadian itu meninggalkan efek yang tak kusuka: lidah terasa pahit. Dengan ini, nafsu makanku tentu saja menurun. Berhasil mengonsumsi makanan sehat sekali sehari saja rasanya sudah sangat memuaskan, bagai sebuah pencapaian luar biasa. Makanan terenak sekalipun tak ada artinya, terasa begitu hambar. Hal ini memang menyedihkan, dicabutnya salah satu nikmat dari tubuh tak dapat diabaikan begitu saja, tetapi bukan berarti tak dapat disyukuri.

Aku bersyukur aku masih diberi kesempatan hidup di dunia ini. Aku bersyukur tak perlu membayar biaya pengobatan selangit untuk mengatasinya, istirahat seharian cukup membuat kondisiku pulih, tentunya atas kehendak Sang Pencipta. Dengan begini, aku semakin gencar melangitkan doa-doaku kepada-Nya, berburu segala hal kecil yang dapat kusyukuri. Dengan tamparan itu, aku kembali lebih menghargai nikmat sehat yang kerap kali kuabaikan. Semoga ke depannya aku bisa terus mengingat betapa banyak kebaikan yang telah Allah berikan sehingga aku senantiasa termasuk ke dalam kategori manusia yang bersyukur, Aamiin.

--

--

Enyah Resah
Enyah Resah

Written by Enyah Resah

Tulis, tulis, tulis! Apapun, demi mengurai pikiran-pikiran yang tak jemu menghantui hari-hari sunyi.

No responses yet