Pembalasan Dendam Ballerina

Enyah Resah
3 min readOct 14, 2023

--

Poster ‘Ballerina’, from BeautyJourna.id

Apa yang ada dalam pikiranmu ketika mendengar kata ballerina? Sekumpulan penari balet anggun yang gemulai mengolah gerak dan menguasai panggung? Identik dengan keindahan dan keceriaan? Semua bayangan itu benar adanya, tetapi bukan menjadi sorotan utama dalam film ini.

Film ‘Ballerina’ — yang baru tayang sekitar seminggu lalu di Netflix ini — dibuka dengan menampilkan seorang penjaga toko yang sedang asyik bermain game. Sayangnya, keseruan itu berakhir ketika perampokan terjadi. Sebelum aksi bejat itu selesai dilakukan, datang seorang pelanggan wanita menuju kasir yang ingin melakukan pembayaran dengan gerak-gerik dan ekspresi santai, seolah tak terjadi apa-apa.

Mengetahui uang yang seharusnya tersimpan dalam alat kasir sudah berpindah ke dalam tas perampok, sang wanita memutuskan mengambil sendiri kembaliannya dari tas tersebut. Tak terima, terjadilah perkelahian antara sekumpulan perampok dengan pisau tajamnya melawan gerakan gesit sang pembeli yang menjadikan kaleng sarden sebagai tameng. Untungnya, pergulatan dimenangkan sang wanita misterius.

Wanita ini kemudian dikenal dengan nama Ok Ju, sahabat dekat sang ballerina. Singkat cerita, keduanya bertemu di sebuah toko kue tempat Min Hee — sang ballerina — bekerja. Kebetulan, hari itu adalah ulang tahun Ok Ju. Rupanya, keduanya merupakan teman satu sekolah yang sudah lama tak bertemu. Dari sana, mereka mulai kembali berinteraksi dan menjadi semakin dekat, meski dengan latar belakang dan kepribadian yang cenderung bertolak belakang.

Tanpa sadar, Min Hee menjadi sosok yang sangat berharga bagi Ok Ju, sebagai seorang sahabat yang mampu membangkitkan semangat hidup dan mewarnai hari-hari Ok Ju. Sayangnya, persahabatan mereka tak berakhir lama lantaran Min Hee memutuskan mengakhiri hidupnya dengan meninggalkan sebuah pesan berisi permintaan balas dendam kepada pria yang terlibat dalam bisnis gelap.

Mengetahui kematian tak wajar tersebut, Ok Ju tak bisa tinggal diam. Ia berusaha mati-matian menemukan dalang di balik kematian sahabatnya, berupaya menuntut balas atas kesengsaraan yang telah dirasakan sahabatnya. Berbekal kemampuan Ok Ju dalam meretas kunci, memasang pelacak dan perekam suara secara diam-diam, ia berhasil memperoleh informasi-informasi penting.

Hal ini membawa Ok Ju semakin dekat dengan target. Ia menjadi satu-satunya wanita yang berhasil membuat pria berbadan kekar itu babak belur. Dari kejadian tersebut, Ok Ju bertemu seorang gadis SMA yang rupanya merupakan tawanan sang pria. Mereka kemudian menyusun rencana untuk menumpas habis bisnis gelap tersebut, khususnya pria yang menjadi target utama Ok Ju.

Sesuai genre film, action, tentu saja film didominasi dengan aksi-aksi menarik, mulai dari perkelahian dengan tangan kosong, hingga perkelahian dengan senjata. Aksi Ok Ju dalam memberantas para penjahat sangat patut diacungi jempol. Gerakannya yang lincah dan selalu tepat sasaran mampu membuat penonton berdecak kagum. Kerja sama antara Ok Ju dengan sang gadis SMA sukses membuahkan hasil sesuai apa yang diharapkan.

Dari film ini, kita bisa belajar untuk tidak terjebak pada fase kehidupan, bisa jadi kehidupan terlihat tidak menarik karena kita belum bertemu pada suatu kejadian atau orang tertentu. Di sisi lain, meski dengan karakter berbeda, bukan tidak mungkin dua insan dapat menjalin persahabatan yang begitu kuat hingga menciptakan ikatan batin yang sulit dipisahkan.

Tak hanya itu, kita pun harus berani mengambil langkah yang mampu mendekatkan kita pada tujuan. Meski demikian, kita tak boleh lengah dan jangan sampai kalut dalam emosi. Dengan bekerja sama dan perencanaan matang, tanpa mengulur waktu lebih panjang, kita bisa mencapai tujuan yang diingin. Selain itu, kita pun tak boleh menganggap remeh tantangan sekecil apapun, bisa jadi hal tersebut justru membawa malapetaka terburuk yang mungkin belum pernah dibayangkan sebelumnya.

Selain dari segi konten cerita, film pun dikemas dengan sangat menarik. Back sound pengiring film berhasil membuat setiap adegan semakin hidup. Begitu pun dengan color grading yang diterapkan pada scene-scene dalam film yang mampu memanjakan mata, sekaligus mempertegas kisah yang coba digambarkan sang sutradara kepada penonton.

--

--

Enyah Resah
Enyah Resah

Written by Enyah Resah

Tulis, tulis, tulis! Apapun, demi mengurai pikiran-pikiran yang tak jemu menghantui hari-hari sunyi.

No responses yet