Putaran Peran

Enyah Resah
2 min readJan 11, 2024

--

Robot dan Kupu-Kupu, from Unsplash

“Setiap orang diberi peran beragam saling melengkapi”. Kalimat yang belum lama kutemukan ini tak berbeda jauh dengan ungkapan “Roda kehidupan selalu berputar”, justru kalimat tersebut semakin mengerucut pada aspek spesifik, yaitu peran manusia di dunia. Jika kini seseorang diberi peran sebagai sosok yang terluka, pasti ada orang lain di luar sana berperan sebagai penyembuh lara. Kedua peran ini berjalan beriringan, melengkapi satu sama lain.

Memang terkesan membingungkan, mengapa harus ada segelintir orang diberi peran dengan kesan ‘menyedihkan’? Mengapa tak semuanya dilimpahi kebahagiaan tanpa henti? Mengapa harus ada duka di dunia ini? Mengapa kita sebagai manusia diuji dengan sesak tak nyaman dalam dada yang disebut rasa cemas atau amarah? Tak bisakah segalanya berjalan ‘mulus’ sesuai rencana?

Terkadang, kita terlalu sombong membuat rencana luar biasa tanpa melibatkan Sang Penguasa. Terkadang, kita terlalu jumawa merasa sanggup mengeksekusi setiap rencana seorang diri. Terkadang, kita terlalu malu meminta pertolongan. Terkadang, kita terlalu besar kepala untuk sedikit menundukkan kepala menerima wejangan dari mereka yang lebih berpengalaman. Terkadang, kita melupakan peran utama kita. Tak jarang, hal ini membawa petaka tak terduga.

Sebagai manusia dengan kodrat hidup berdampingan satu sama lain, seharusnya kita tak boleh melupakan peran setiap insan. Setiap manusia di dunia ini mengemban peran penting yang tak pantas disepelekan. Tak hanya itu, kita pun tak boleh meremehkan peran orang lain, menganggap peran tersebut terlalu ‘kecil’ dibanding peran yang kita pegang. Bisa jadi, beban kerja yang mereka emban di balik layar jauh lebih berat dari apa yang pernah kita bayangkan.

Selain itu, kita tak sepatutnya berlarut terlalu lama mempertanyakan peran yang dilimpahkan kepada kita. Pada beberapa waktu, ‘jalani dahulu’ menjadi solusi bijak untuk dilakukan. Kita tak perlu mengaduh terlalu sering, mengeluhkan pekerjaan yang harus dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab atas peran tersebut. Pada beberapa kesempatan, mengupayakan yang terbaik dan fokus pada aspek-aspek yang bisa dikontrol sudah lebih dari cukup.

Saat waktunya tiba, pada waktu yang ‘tepat’ — bahkan mungkin ketika kita tak pernah menaruh duga sebelumnya, orang dengan peran yang kita butuhkan (bisa jadi ‘komplemen’ dengan peran kita) akan dipertemukan. Hingga saat itu tiba, tolong percayalah terhadap rencana indah yang telah Sang Penguasa siapkan, Ia merupakan perancang skenario terbaik. Tak perlu takut, jalani peranmu dengan optimal, berikan yang terbaik. Percayalah, selalu ada hikmah yang bisa dipetik dari setiap peran yang kita jalani.

--

--

Enyah Resah
Enyah Resah

Written by Enyah Resah

Tulis, tulis, tulis! Apapun, demi mengurai pikiran-pikiran yang tak jemu menghantui hari-hari sunyi.

No responses yet