Suka-Suka
‘Suka’ sungguh beragam maknanya. ‘Suka’ yang merujuk pada kegemaran atau hal favorit. ‘Suka’ sebagai sebuah rasa pemicu senyum tak jelas–awal mula perkembangan sebuah rasa yang katanya ‘cinta’.
Tak hanya itu, beberapa orang mengartikan ‘suka’ sebagai padanan kata ‘sering’. Biasanya, hal ini diucapkan pada teman sebaya sebagai bahasa informal.
Ada sebuah cerita, kesalahpahaman muncul akibat penggunaan kata suka dengan penafsiran kurang tepat. “Eh, kamu suka makan sayur?”
Sebagian menangkap makna sang penanya menanyakan frekuensi seringnya sang lawan bicara memakan sayur. Sebagian justru mengira sang penanya penasaran atas preferensi makanan sang penjawab, apakah sayur menjadi salah satu makanan favorit sang penjawab?
Ya, namanya juga hidup. Salah paham bukanlah perkara besar apabila tak ada pihak yang menyiram minyak pada api. Segalanya akan kembali baik dengan upaya saling memahami dan mau mendengarkan.
Sebenarnya, aku juga bingung ke mana arah bahasan dalam tulisan ini. Namun, tak mengapa. Yang terpenting, poin-poin abstrak ini tak ‘tersangkut’ dalam kepalaku. Ya, cukup begitu. Suka-suka.