The Monkey King: Perjalanan Menuju Keabadian

Enyah Resah
3 min readNov 10, 2023

--

Poster ‘The Monkey King’, from IMDb

Kera pada umumnya berbulu cokelat, hitam, atau abu-abu, berbeda dengan seekor kera yang lahir dari sebuah batu berbentuk telur. Saat pertama kali keluar dari cangkang telur baru, sang kera mampu mengeluarkan semacam laser dari matanya. Ia sangat menggebu-gebu mengarahkan matanya pada sembarang arah hingga mengenai salah satu makhluk immortal di langit.

Makhluk tersebut sempat merasa marah hingga ingin memusnahkan sang kera kecil. Namun, Sang Buddha — penguasa tertinggi di dunia film ini —menahan amarah tersebut, meminta sang makhluk immortal menahan diri dan memberi waktu bagi sang kera kecil menemukan jalannya karena ia ditakdirkan atas suatu momen penting dalam sejarah.

Sang kera kecil menuju sekumpulan kera. Ia pertama kali melihat seekor bayi kera yang mendapat pelukan hangat penuh kasih sayang dari sang ibu. Dengan brutal sang kera kecil mendorong bayi kera yang ia lihat dan langsung memeluk sosok ibu kera. Tentu saja sang ibu kera marah hingga ia menatap sang kera kecil dengan sinis.

Selang beberapa waktu, ia bertemu sekelompok anak kera yang berguru kepada seekor kera jantan dewasa. Tak lama kemudian, muncul sosok monster dari balik air terjun, ia menculik salah satu anak kera di sana. Sang guru kera merasa marah dan mengolok-olok sang kera kecil, menganggapnya sebagai pembawa bencana — mengatainya sebagai outsider.

Merasa sakit hati, sang kera kecil pergi menyendiri, menyusun beberapa buah kelapa dan membentuknya seperti sosok keluarga, serta menyusun suatu bentuk menyerupai seekor monster yang ia lihat sebelumnya. Ia tanpa lelah berlatih berkelahi sembari terus menyerang tumpukkan kelapa yang ia anggap sebagai sang monster. Ia terus melakukan hal tersebut hingga akhirnya ia tumbuh menjadi seekor kera merah dewasa.

Ia memutuskan kembali menemui kawanan kera. Kebetulan, sang guru kera sedang mengajar bayi-bayi kera. Lagi-lagi tragedi buruk kembali terjadi, sang monster kembali datang dan menculik seekor bayi kera. Namun, sang kera merah kini tak tinggal diam. Ia menyelami lautan dan mengambil sebuah senjata yang disebut stick dari kerajaan milik Dragon King — seekor naga penguasa bawah laut.

Rupanya, stick tersebut dapat berbicara, tetapi hanya sang kera merah yang mampu mendengar dan mengerti pesan yang disampaikan stick. Berbekal keberanian dan stick, ia menembus air terjun menuju kediaman sang monster. Melihat bayi kera dalam sebuah kurungan yang digantung di atas kuali berisi air mendidih, sang kera mencoba membebaskannya.

Sayangnya, sang monster menyadari hal tersebut, pergulatan pun terjadi dengan kemenangan berada di tangan sang kera merah. Sejak saat itu, ia disebut-sebut sebagai Monkey King. Ia merasa sangat senang menerima cinta dari kawanan kera. Dari sana, ia mulai memburu monster-monster lain.

Setelah berhasil menumpas 99 monster, ia berkunjung ke sebuah desa dan menghancurkan monster ke-100 di desa tersebut. Di sanalah ia bertemu dengan Lin — seorang gadis desa yang menawarkan diri menjadi asistennya. Monkey King awalnya menolak tawaran gadis tersebut mentah-mentah. Namun, menyadari ketidakmampuannya membaca, ia mendengarkan saran stick dan mempersilakan Lin mendampingi perjalanannya.

Ia menembus alam kematian demi memberikan highlight immortal pada namanya. Sayangnya, hal tersebut tidak serta-merta menjadikannya bagian dari makhluk immortal. Ia masih merupakan makluk setengah immortal, ada syarat lain yang harus ia penuhi. Ia kemudian mencuri sebuah buku berisi rahasia keabadian.

Perjuangannya berjalan lancar hingga akhirnya ia bertemu Dragon King — pemilik stick sebelumnya — yang terus berusaha merebut kembali stick dari tangan Monkey King. Di sisi lain, pada suatu hari, ia mengetahui rahasia besar Lin yang selama ini disembunyikan. Keduanya kemudian berseteru, memuat Monkey King semakin menjadi-jadi, menemui Dragon King dan menggagalkan misi Dragon King menenggelamkan desa. Ia semakin tak terkendali hingga akhirnya Sang Buddha turun ke bumi dan memberinya pelajaran.

The Monkey King membuatku seolah kembali pada masa lalu, masa kecil ketika aku begitu menggemari tontonan kartun. Selalu ada pelajaran dari sebuah cerita. Terkadang sulit menemukan sosok yang bisa 100% dipercaya, tetapi bukan berarti kita harus menutup diri dan tidak mempercayai semua orang.

Keberanian dan tekad kuat memang diperlukan untuk mencapai tujuan, tetapi berhati-hatilah ketika emosi, khususnya amarah mulai mencampuri. Bisa-bisa kita justru semakin jauh dari apa yang ingin kita tuju. Selain itu, mengikuti kata hati memanglah penting, tetapi sesekali tak ada salahnya mendengarkan saran orang lain. Terakhir, ada kalanya kesalahan tak dapat diperbaiki sehingga kita harus merenungi segala perbuatan kita sampai kita benar-benar sadar dan bertekad tak akan lagi mengulangi kesalahan tersebut.

--

--

Enyah Resah
Enyah Resah

Written by Enyah Resah

Tulis, tulis, tulis! Apapun, demi mengurai pikiran-pikiran yang tak jemu menghantui hari-hari sunyi.

No responses yet