Unlocked: Jangan Lengah dengan Ponselmu!
Judul film ini terdengar sangat sederhana dan ringan, bahkan familiar di telinga masyarakat umum. Namun, siapa sangka, alur film ini tak seringan istilah yang disematkan pada judulnya. Film ini menampilkan kehidupan sehari-hari masyarakat era digital yang kerap kali tak bisa lepas dari gadget. Apapun aktivitas yang sedang dilakukan, gadget merupakan barang wajib yang tak boleh dilupakan.
Keseharian sederhana tersebut dikombinasikan dengan peluang kejahatan yang mungkin tak disadari banyak orang. Meski terdengar kompleks, sang sutradara film berhasil mengemas film dengan begitu menarik disertai alur yang mudah dipahami orang awam. Bahkan, sama sekali tak ditemukan scene menjemukan di dalamnya. Setiap adegan ‘Unlocked’ saling berkesinambungan, mengarahkan penonton perlahan pada benang merah yang dicari.
Kisah ini bermula dengan menyorot kehidupan Na Mi — seorang wanita karier — yang menjadikan gadget bagai belahan jiwanya, tak bisa dipisahkan barang sedetik. Sayangnya, pada suatu hari, usai pergi bersama teman-temannya, ia kehilangan ponselnya di dalam bus. Sialnya, ponsel tersebut ditemukan oleh psikopat mengerikan. Tampilannya memang terkesan bagai pemuda pada umumnya, tetapi jiwa dan pikirannya berkelana dengan begitu menegangkan.
Dari sana, kehidupan Na Mi menjadi berbeda. Awalnya, sahabat dekatnya datang ke rumahnya karena tak kunjung dapat menghubungi Na Mi yang rupanya masih tertidur lelap tanpa tahu waktu. Namun, siapa sangka, rupanya hal tersebut bukan menjadi satu-satunya alasan, melainkan kehilangan ponsel menjadi alasan terbesar panggilan tersebut tak kunjung mendapat jawaban. Mereka berdua sempat merasa girang karena sang penemu ponsel mau mengembalikannya dengan senang hati. Janggalnya, sang penemu meminta Na Mi mengambil ponsel miliknya di toko reparasi ponsel karena tak sengaja merusaknya.
Tempat itu begitu sepi, tetapi Na Mi tak ambil pusing. Asalkan ia dapat kembali memperoleh ponsel kesayangannya, ia akan baik-baik saja. Sayangnya, pikiran tersebut merupakan kesalahan besar. Kehidupannya sejak saat itu sungguh dipenuhi terror. Sang penemu — Jun Young — menjadi stalker Na Mi dengan menanamkan program tertentu yang membuat segala aktivitas Na Mi pada ponsel, serta aktivitas yang terekam melalui kamera depan dan belakang, juga audio, mampu dilacak dan dimonitor secara real-time.
Hal ini membuat Jun Young dengan mudahnya muncul di hadapan Na Mi sebagai ‘pahlawan’, mem-branding diri sebagai seorang pemuda berpenampilan lugu dan baik luar dalam. Tertipu dengan karakter yang dibawakan, Na Mi semakin larut dalam segala terror yang dicanangkan Jun Young. Tak hanya melibatkan dirinya, aksi nekat sang psikopat juga menarik orang-orang terdekat Na Mi. Film ini sukses membangun suasana mendukung: mulai dari kehangatan antara ayah dan anak, serta antarsahabat, duka dan amarah berkecamuk akibat pekerjaan yang terlepas begitu saja, juga situasi mencekam yang kian meninggi.
Dari film ini aku belajar untuk tidak teralu bergantung pada ponsel. Meski tak bisa dipungkiri, segala aktivitas sehari-hari memerlukan ponsel agar dapat beroperasi, mulai dari memasang alarm, menghubungi teman dan keluarga, berfoto, hingga bertransaksi, kita harus belajar agar perlahan-lahan dapat kembali menarik kendali diri tanpa kehadiran ponsel. Hidup tak akan berhenti begitu saja tanpa adanya ponsel, tetapi apabila ponsel kita telah direkayasa, hidup akan berjalan berkebalikan sebagaimana mestinya.
Lagi, lagi, dan lagi, waspada merupakan hal penting yang harus dimiliki setiap orang. Meski terkesan baik, bisa jadi seseorang menyimpan rencana besar untuk menjatuhkan kita, atau bahkan menghilangkan nyawa. Selain itu, firasat orang tua umumnya selalu benar. Walau belum menemukan bukti konkret, tak ada salahnya mengikuti nasihat orang tua demi keselamatan kita dan ketenangan mereka. Hidup menyimpan begitu banyak misteri, kita tak bisa mengetahui pribadi setiap orang yang kita temui dengan sepintas. Oleh karena itu, kita harus menjadi lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi dan menaruh kepercayaan pada orang asing.